Sabtu, 26 September 2015

Alasan Kenapa Kamu Harus Datang ke Nikahan Teman Lamamu

"Kapan nikah ?"

Pertanyaan horor yang sering ditanyakan pas hari lebaran atau jika sedang mengunjungi nikahan teman. Kapan naik ke pelaminan ? Kapan nyusul ? Adalah bentuk lain dari pertanyaan "Kapan nikah ?". Dan kadang pertanyaan-pertanyaan itu membuat 'muak'.


Well, kamu mungkin pernah dapet undangan nikahan dari teman. Teman sd, smp, sma atau mungkin teman nongkrong, teman main, teman utang... ya siapapun teman kamu yang mau nikah pasti kamu dapet undangannya. Entah dianter langsung ke rumah, lewat perantara teman, lewat pos, atau dianter langsung oleh prajurit kerajaan (eit dah, lu pikir jaman majapahit). Dan kamu pasti langsung mikir, "Dateng gak ya ?", "Aduh gue sibuk sama kuliah.", "Dateng ? Ogah ! Dia kan mantan gue.", alamak.
Kalau kamu masih bingung mau datang atau gak, mending baca tread berikut biar kamu gak galau:

Kamu adalah orang penting
Kalau kamu diundang sama teman lamamu, itu artinya kamu salah satu orang penting dalam hidupnya. Dia bahkan masih mengingatmu dengan memberikan undangan tersebut. Dan yang pasti dia sangat mengharapkan kehadiran mu. Kalau memang gak bisa datang paling tidak beri kabar atau sekedar titip salam ke teman yang kebetulan hadir.

Kamu mau temanmu gak hadir di pernikahanmu ?
Kalau kamu gak datang ke pernikahan temanmu tanpa alasan yang jelas alias alfa, dia akan menganggap bahwa dia bukan orang yang penting dalam hidupmu. Dan yang pasti dia akan merasa kecewa. Jika temanmu itu tipikal pendendam, bisa saja saat pernikahanmu dia gak datang.

Ke acara nikahan sekalian reunian
Enaknya ke acara nikahan teman lama, selain karena makanannya, juga bisa ketemu teman-teman lama yang lain. Pasti banyak yang berubah dari mereka. Dari bentuk, sampai gayanya. Kalau dulu masih terlihat cupu dan culun, sekarang udah kece badai. Hits dah pokoknya. Yang paling asik lagi, ngobrolin cerita semasa di sekolah. Kejadian lucu dan konyol pasti jadi topik pembicaraan utama. Kalau udah ngomongin masa-masa sekolah rasanya bisa sampai lupa waktu.
Itu dia beberapa alasan yang perlu kamu pertimbangkan kalau berniat gak mau hadir ke acara nikahan temanmu. Pikir-pikir dulu kalau gak mau datang. Kesempatan untuk kumpul bareng teman lama itu jarang lho.

Learn to Run

"Karena dengan berlari, aku merasakan lelahnya mengejar dirimu."


Hari ini kali ketiga aku memutuskan untuk tak bermalasan lagi dengan seperangkat alat tidur yang semalaman menemaniku. Aku putuskan untuk bangun dan memulai sesuatu yang baru. Sudah lama ku rencanakan. Mungkin berbulan-bulan yang lalu. Namun, baru terealisasi sekarang. Memulai sesuatu yang baru memang butuh perjuangan, juga tekad yang kuat. Seperti keinginanku ingin mengenal lebih dekat dengan seseorang, tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana.

Kata orang, "Cinta itu harus diperjuangkan. Masalah berjodoh atau tidak itu semua terserah Tuhan."
Aku betul-betul berusaha memahami kalimat itu. Ada benarnya memang, jika aku hanya berdiam diri dengan sejuta harapan yang tak terucap dia mana tahu tentang perasaan ini. Hanya saja, memang perlu waktu yang lumayan panjang. Kami bukanlah seseorang yang sudah saling kenal. Bahkan, mungkin dia tidak tahu namaku, meski aku tahu namanya.

Sabar adalah kuncinya. Tapi, hati ini tak sanggup untuk menahannya. Perasaan yang kian hari kian meluap. Kerinduan semakin tertanam karena jarak yang memisahkan. Kadang aku bingung, bagaimana aku melampiaskan semua perasaan ini ?

Bahagia itu memang sederhana. Cukup bertemu dengannya dan melihat senyumnya, sudah menjadi obat kerinduan. Meski singkat, tapi aku puas. Bersyukur bisa melihat dia dalam keadaan baik. Kadang aku mencuri kesempatan untuk melihatnya. Diam-diam dan berusaha untuk tidak ketahuan. Mungkin terlihat kekanakan. Tapi, itulah yang terjadi. Aku hanya tidak ingin tertangkap basah sedang melihatnya dari kejauhan. Rasanya akan sangat memalukan. Bukannya aku gengsi, hanya saja aku ingin melalui ini dengan pelan. Tidak terburu-buru, mengikuti arus.
Sebuah keadaan yang berlawanan. Di satu sisi aku ingin dia segera tahu isi hatiku, di sisi lain terburu-buru bukanlah kata yang tepat. Semua butuh waktu. Entah sampai kapan, hanya Tuhan yang tahu. Kulampiaskan dilema ini dengan berlari. Mungkin jika kaki ini melangkah aku akan menemukan sesuatu yang dapat mendamaikan hati ini.

Aku berusaha berlari sekuat yang aku mampu. Sesak di dada ini sudah jelas aku rasakan. Terlebih, sebelumnya aku jarang melakukan kegiatan melelahkan ini. Derap langkah ini membawaku ke alam bawah sadar yang tak terbayangkan sebelumnya. Seolah dia ada di depanku saat ini, dan aku sedang mengejarnya. Langkahnya makin jauh tapi meski begitu  langkah ini malah makin cepat. Sampai akhirnya bayangannya menghilang. Aku terhenti. Mencoba mengatur nafasku. Darahku mengalir lebih cepat dan aku bisa merasakannya. Detak jantungku berdegup lebih kencang dibandingkan sebelumnya. Jadi begini, rasanya mengejar seseorang dan berusaha meraihnya. Sesak dan lelah.
Kaki ini tak sanggup lagi melangkah. Kuputuskan untuk istirahat. Istirahat dari segala macam perasaan aneh yang akhir-akhir ini mengusikku dan membuat perasaan menjadi tak menentu. Peluh ini tak ku hiraukan. Sejuknya udara pagi ini menjadi obat dari segala macam rasa gerah dan lelah yang kurasakan saat ini. Aku duduk dipinggiran lapangan dengan rumput yang menguning karena kemarau. Aku melihat ke arah ufuk. Warna jingga mulai mendominasi awan timur. Aku terdiam dan berfikir. Mungkinkah suatu saat aku dapat meraihnya ? Menggapai tangannya hanya untuk diriku sendiri ?