Senin, 01 Februari 2016

[Flash Fiction] : Untuk Seseorang

Untuk seseorang yang mungkin tidak mengenalku. 

Yang bahkan melewatkanku ketika kami berpapasan. Yang mungkin tidak menyadari keberadaanku.

Terima kasih, karena hadirnya dirimu aku kembali merasakan rasanya mencintai seseorang. Walau sejenak dan terhitung singkat.

Meski terlihat aku menyerah, sebenarnya aku hanya ingin beristirahat. Karena mengejarmu rasanya begitu lelah. Meskipun saat ini aku berhenti dan langkahmu semakin terdengar lirih karena menjauh, aku harap aku masih bisa mengejarmu. Dengan segala daya dan upaya yang aku miliki.


source : pixabay

Maka, jika langkahmu ternyata selalu dua langkah didepanku dan ku tak sanggup untuk menyamai derap kakimu, disitulah mungkin aku akan berhenti.

Jangan merasa terganggu akan keberadaanku. Aku sedang tak memaksamu untuk masuk ke dalam relung hatiku. Namun, ijinkan aku untuk melihatmu. Walau sejenak, aku pikir itu cukup untuk menuntaskan rasa haus rindu akan dirimu.

[Flash Fiction] : Sebuah Foto

Sudah seminggu sejak aku menampakkan diri di halaman berandanya. Aku putus asa. Mungkin harapanku terlalu tinggi. Terlalu tinggi untuk seorang pangeran tanpa gelar yang sederhana.


source: pixabay 

Sebulan telah lewat. Aku tak peduli lagi dengan pangeran itu. Bahkan tak terbesit dibenakku untuk mampir di berandanya. Hingga rasa penasaran ini muncul. Atau lebih tepatnya, rasa perhatian. Bagaimana kabarnya ? Apa yang ia lakukan di akhir minggu ini ?

Maka aku segera meluncur ke depan berandanya tanpa pemberitahuan. Alih-alih sekedar menengok, aku menemukan jawaban atas semua penantianku. Ku lihat sepasang yang serasi di sebuah bingkai foto.